MORFOLOGI TUMBUHAN
“BAGIAN-BAGIAN BUNGA,RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA”
Sebagai salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Morfologi Tumbuhan
Dosen Pengampu Dr.Muhfaroyin,M.T.A dan Agil
Lepiyanto,M.Pd.

Disusun
oleh:
AYU NING WULAN
NPM : 14320003
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr. wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta kekuatan kepada kami sampai
saat ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Bagian-Bagian
Bunga Dan Diagram Bunga Dan Rumus Bunga”
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak serta semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morfologi
Tumbuhan serta untuk menambah pengetahuan dalam pendidikan.
Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Dan Kami mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Metro, Mei 2014
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
1
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1
1.3 TUJUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bunga
2
2.2
Bunga dan Bagian-bagian Bunga
3
2.3
Bagian-bagian Bunga Sempurna dan Tidak Sempurna
9
2.4 Rumus dan
Diagram Bunga
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunga (flos)
merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang
berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut
lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita
memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan
suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya
disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat
berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat
sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai
penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga
sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk
bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa
pengertian bunga ?
2.
Bagaimana bagian-bagian bunga secara menyeluruh ?
3. Bagaimana
bagian-bagian bunga sempurna dan tidak sempurna ?
4. Bagaimana Diagram Bunga dan Rumus Bunga ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian tentang bunga.
2. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga sacara menyeluruh.
3. Mengenal bagian- bagian bunga sempurna dan tidak sempurna.
4. Mengetahui Diagram Bunga dan Rumus Bunga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BUNGA
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan
oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon
tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada
banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah,
lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga
berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada
bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur
yang membawa biji. Fungsi biologi bunga
adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora)
dan betina (makrospora) untuk
menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan
pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa
bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu
penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas,
juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga terdiri atas bagian
yang steril dan bagian yang fertil (reproduktif). Bagian steril meliputi
sejumlah helai daun kelopak (sepal), kumpulannya disebut kaliks, dan sejumlah
helai daun mahkota (petal), kumpulannya disebut korola. Kaliks dan korola,
bersama-sama disebut perhiasan bunga (periant). Jika periant tidak terbagi
menjadi kaliks dan korola, setiap helaiannya disebut tepal. Bagian reproduktif
adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpel
(megasporofil). Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel
disebut ginesium.
2.2 BUNGA DAN BAGIAN-BAGIAN
1. Kelopak
bunga (calyx)
Kelopak bunga terdiri atas beberapa daun
kelopak, kecil, kaku, kasar, berjumlah 3, 4, atau 5 helai. Pada umumnya,
kelopak bunga berwarna hijau. Adapula yang berwarna merah seperti pada bunga
mentega (Nerium olander) dan kembang merak (Caesalpinia pulcherrima). Ketika
bunga masih kuncup, kelopak bunga menempel pada mahkota bunga dan setelah bunga
mekar, kelopak bunga menempel pada dasar bunga.Kelopak bunga berfungsi untuk
melindungi bunga pada waktu masih kuncup dan bersama-sama dengan mahkota bunga
berfungsi pula sebagai alat perhiasan bunga untuk menarik perhatian serangga
dan hewan lain agar dapat membantu proses penyerbukan .Jika kelopak bunga dan
mahkota bunga sulit dibedakan dengan jelas, maka keduanya disebut dengan
tanda bunga (perigonium), misalnya pada bunga bakung, bunga gladiol, dan bunga kelapa.
2. Tajuk/mahkota bunga (corolla)
Mahkota
bunga atau tajuk bunga tersusun dari bagian serupa daun yang mengeliligi alat
perkembangbiakan. Dapat dikatakan pula mahkota berfungsi sebagai alat perhiasan
bunga. Pada umumnya, mahkota bunga berwarna-warni dan tersusun teratur sehingga
tampak indah. Pada jenis tumbuhan tertentu mempunyai aroma yang khas serta
mempunyai kelenjar madu (nektar). Dengan adanya kelengkapan tersebut, mahkota
bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga dan hewan lain agar dapat
membantu proses penyerbukan. Pada waktu bunga masih kuncup, bersama-samadengan
kelopak bunga, mahkota bunga berfungsi untuk melindungi putik dan benang sari.
Kelopak bunga terdapat pada lingkaran terluar bunga, sedangkan mahkota bunga
terdapat pada lingkaran di sebelah dalamnya.
3. Benang sari (stamen)
Merupakan bagian
fertil pada bunga yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi
serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung
kepala sari. Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga.Benang sari, apabila
kita teliti, kita akan melihat di tengah-tengah daun mahkota terdapat
benang yang sangat halus yang disebut dengan benang atau tangkai sari. Benang
sari di setiap jenis bunga memiliki jumlah dan bentuk yang berbeda, namun satu
jenis bunga selalu memiliki jumlah yang sama, seperti bunga pohon kacang polong
dan buncis memiliki sepuluh benang sari yang agak panjang, buah cherry dan
strawberi memiliki dua puluh benang sari yang berukuran sedang dan bunga apiun
memiliki yang agak banyak dan pendek.
Struktur
benang sari yaitu setiap benang sari memiliki tangkai sari yang di puncaknya
terdapat gumpalan kecil yang berwarna kuning yang disebut sebagai kepala sari,
tangkai sari yang biasanya berbentuk vertikal bekerja untuk mengantarkan
makanan ke kepala sari, oleh karna itu di bagian dalamnya terdapat jaringan
atau lorong semacam pipa sebagai saluran makanan.
Secara
umum benang sari termasuk sel pembiakan, oleh karena itu benang sari memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses reproduksi. Benang sari merupakan
gumpalan kecil yang memiliki empat lubang yang penuh dengan serbuk yang sangat
halus yang disebut dengan serbuk sari (pollen). serbuk ini sangat serupa dengan
sprema hewan yang bekerja seperti sperma sebagaimana yang akan disebutkan
nanti.
Serbuk
sari sangatlah halus oleh karena itu dengan mata telanjang tidak mungkin kita
dapat melihat berbagai macam bagiannya, akan tetapi dengan menggunakan
mikroskop kita bisa melihat seluruh bagiannya dan dapat menyingkap proses kerja
serbuk sari yang sangat menakjubkan itu. Serbuk sari banyak megandung zat gula,
lemak, protein dan karbohidrat, dan tepat di tengahnya terdapat dua sel yang
mana ukuran yang satu lebih besar dari sel yang satunya lagi –serbuk sari masak
menjelang penyerbukan intinya membelah menjadi 2 macam sel, yang disebut dengan
generatif dan vegetatif- dimana tugas dua sel ini dalam proses penyerbukan akan
dijelaskan nanti.
Pada
macam jenis tumbuhan serbuk sari memiliki bentuk yang berbeda, terkadang ia
berbentuk seperti piramid, segi tiga, bulat atau seperti telur tergantung pada
jenis pohonnya. Selain itu galur atau kerutan yang berada di dataran serbuk
saripun juga berbeda, setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk dan
kerakteristiknya tersendiri. Hal ini merupakan salah satu dari keajaiban
penciptaan –Allah- yang mana membuktikan kepada kita semua bahwa tidak ada satu
makhlukpun baik kecil maupun besar yang luput dari lingkaran keserasian dan
keberaturan.
Kebanyakan
Angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporangiat, dengan dua ruang sari
(lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat.
Pada sejumiah tumbuhan yang anteranya matang, namun sebelum antera memecah
(membuka dengan sendiri) batas antara pasangan lokulus di setiap cuping rusak
sehingga antera tetrasporangiat hanya menunjukkan dua lokulus.
Dinding
antera terdiri dan beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel parietal
primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah dalam
bidang aritiklinal. Dua lapisan yang penting adalah endotesium, tepat di bawah
epidermis, dan tapetum, yang berbatasan dengan lokulus antera. Sel di antara
kedua lapisan itu sering memipih karena tertekan, lalu rusak. Endotesium
membentuk penebalan tak rata, terutama di dinding radial dan tangensial dalam.
Pengerutan diferensial yang terjadi padanya ketika antera mengering saat
matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah pada antera untuk membebaskan
serbuk sari.
Secara
umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari
tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mempunyai vakuola
tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata,
atau mungkin juga stomata Kepala sari mempunyai struktur yang kompleks, terdiri
atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus
(ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala
sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda.
Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding
sebagai berikut.
1) Epidermis,
1) Epidermis,
Lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel.
Epidermis menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan
berfungsi sebagai pelindung epidermis.
2) Endotesium,
Lapisan
yang terletak di sebelah dalam epidermis
3) Lapisan tengah,
Lapisan
yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau
lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum
Dinding terdalam dari antera dan berkembang
mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
Benang sari terdiri
atas dua bagian :
1.
Kepala sari
2. Tangkai
sari dan kepala sari berfungsi sebagai tempat pembentukan spermatozoid yang
dihasilkan oleh serbuk sari. Pada umumnya,sewaktu masih muda,didalam kepala
sari terdapat empat ruang serbuk sari. Akan tetapi, setelah dewasa, setiap dua
ruang serbuk sari menyatu sehingga didalam kepala sari yang sudah masak hanya
terdapat dua ruang serbuk sari. Didalam ruang inilah serbuk sari terbentuk
dengan jumlah yang sangat banyak.
Sesuai
dengan jenis tumbuhan dan tingkat perkembangannya,bentuk serbuk sari
bermacam-macam ada yang oval, bulat, atau bersudut. Demikian pula dengan
sifatnya, ada yang permukaanya kasar, berduri, halus, ringan, kering, tetapi
adapula yang basah dan lengket .
4. Putik (pistillum)
Putik
adalah alat kelamin betina karena dalam perkembangannya dapat menghasilkan sel
kalamin betina yang disebut sel telur(ovum).Putik terdiri atas tiga
bagian,yaitu kepala putik,tangkai putik,dan bakal buah yang didalamnya terdapat
satu bakal biji atau lebih bergantung pada jenis tumbuhannya.Didalam satu bakal
biji terdapat kandung lembaga dengan beberapa inti yang salah satunya merupakan
inti seltelur sebagai sel kelamin betina.Jika sel telur telah dibuahi oleh sel
sperma ,maka bakal biji berubah menjadi biji dan siap tumbuh menjadi biji dan
siap tumbuh menjadi individu baru.
Putik
(gynoecium), persis di pusat bunga di tengah lingkaran lembaran daun-daun
mahkota terdapat sesuatu yang menjulang ke atas yang disebut dengan putik.
Putik termaksud organ bunga yang bekerja untuk pembiakan yang terdiri dari
kepala putik, tangkai putik dan bakal buah:
a.
Kepala putik (stigma)
Kepala putik terletak persis di ujung tangkai
putik, ia diselimuti dengan bulu-bulu halus yang mengeluarkan bahan makanan dan
zat perekat. Kepala putik bekerja menarik, merekatkan dan menjaga serbuk sari
dan membantunya menjalani proses penyerbukan. Kepala putik berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya penyerbukan. Diatas kepala putik terdapat banyak
bulu-bulu yang sangat halus dan berlendir sehingga dapat membantu menangkap
serbuk sari. Bentuk kepala putik bermacam-macam, ada yang berupa bulatan kecil
oval seperti benang dan adapula yang seperti bulu ayam.
b. Tangkai putik (stylus )
Tangkai penghubung antara kepala putik dan
bakal buah. Tangkai putik memiliki rancangan sedemikian rupa sehingga mudah
memindahkan dan menyalurkan serbuk dari kepala putik menuju bakal buah, selain
itu ia juga mengandung zat-zat yang melebihi kapasitasnya yang akan dikonsumsi
oleh serbuk sari guna membantu dan mempertahankan pertumbuhannya. Tangkai putik
ada yang berbentuk tabung atau saluran yang berongga, ada yang panjang, dan
adapula yang pendak.
c. Bakal buah (pistil/ovarium)
Bakal
buah merupakan bagian putik terbawah, menggelembung, dan melekat diatas dasar
bunga. Letak bakal buah didasar bunga ada yang menumpang, tenggelam, atau
setengah tenggelam. Di bawah tangkai putik yang menyambung ke bagian pangkal
bunga terdapat sesuatu yang juga menarik yang dinamakan dengan bakal buah yang
merupakan bagain inti dari putik, di dalamnya terdapat biji-biji (zygote) yang
sangat kecil –yang tersimpan dalam kantung kecil- yang di namakan dengan
bakal biji (kantung embrio) dan dengan perantara pusar yang sangat halus akan
menyambungkannya pada bakal biji. Bakal buah berdasarkan jenis pohonnya
memiliki bentuk yang berbeda-beda dan iapun memiliki rancangan yang sangat
teliti dan penuh dengan keserasian sehingga setiap satu jenis tumbuhan memiliki
bentuk yang khusus dan sama, secara umum ia memiliki kemiripan dengan sperma
hewan dan memiliki fungsi yang sama dalam proses pembiakan. Pada sebagian
tumbuhan di dalam bakal biji terdapat satu lubang, dalam keadaan demikian bakal
biji dikatakan memiliki satu pintu. Di sebagain bunga tumbuhan yang lain bakal
biji dapat memiliki beberapa pintu seperti pada bunga pohon jeruk bakal biji
memiliki 5 hingga 12 pintu.
d.
Kelenjar nektar atau nektarium,
nektar
berasa manis yang ditemukan pada bunga yang diserbuk oleh serangga biasanya
dihasilkan oleh kelenjar nektar. Kelenjar itu bisa ditemukan disumbu bunga atau
dibagian bunga yang lain.
5. Tangkai bunga (pedicellus)
Bagian
bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya sering kali terdapat daun-daun
peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun. Berwarna hijau, yang
seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa kehiasan bunga.
6. Dasar bunga (receptaculum)
Ujung
tangkai yang sering kali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga
daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang
duduk amat rapat satu sama lain.
2.3 BAGIAN BUNGA SEMPURNA DAN
TIDAK SEMPURNA
1.BUNGA SEMPURNA
Bunga
disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari)
dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang
demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga
lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga
(dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
- Kelopak bunga atau calyx
- Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan
dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
- Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa
Yunani andros oikia: rumah
pria) berupa benang sari;
- Alat kelamin betina atau gynoecium (dari
bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Gambar bunga sempurna
Bunga sempurna terdiri dari enam
bagian, yaitu:
1. Tangkai bunga berfungsi sebagai penghubung batang dengan bunga
2. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi bunga saat masuh kuncup
3. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga
4. Bakal buah berfungsi alat perkembang biakan karena kemudian dalam masa perkembangan bakal buah akan menjadi buah dimana tersimpan biji buah
5. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan
6. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina
1. Tangkai bunga berfungsi sebagai penghubung batang dengan bunga
2. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi bunga saat masuh kuncup
3. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga
4. Bakal buah berfungsi alat perkembang biakan karena kemudian dalam masa perkembangan bakal buah akan menjadi buah dimana tersimpan biji buah
5. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan
6. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina
2.BUNGA TIDAK SEMPURNA
Bunga
tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelamin, putik
saja atau benang sari saja.
1 Putik
2. Benang sari.
3. Kelopak.
4. Mahkota.
1 Putik
2. Benang sari.
3. Kelopak.
4. Mahkota.
2.4 RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA
2. Rumus bunga
Rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal
mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut :
1. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang
merupakan istilah ilmiah untuk kelpoak.
2.
Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan
dengan huruf C, singkatan dari corolla
(istillah ilmiah untuk mahkota bunga).
3. Benang-benang sari, yang dinyatakan
dengan huruf A singkatan kata androcium (istilah ilmiah untuk
alat-alat jantan pada bunga).
4.
Putik, yang dinyatakan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga).
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun
warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut,
yaitu huruf P, singkatan dari kata Perigonium
(tenda bunga).
3 . Simetri pada bunga
Simetri
adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian
tubuh tumbuhan, jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua
bagian yang serupa sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi. Berikut
macam-macam simetri pada bunga :
a.
Asimetris atau tidak simetris, jika tidak dapat dibuat satu bidang simetri,
misalnya bunga tasbih (Canna hybrida
Hort.).
b.
Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika hanya dapat dibuat
satu bidang simetri saja. Simetri ini terbagi lagi, yaitu :
1.
Setangkup
tegak, misalnya bunga telang (Clitoria
ternatea L.).
2.
Setangkup
mendatar, misalnya bunga Corydalis.
3.
Setangkup
miring, misalnya bunga kecubung (Datura
metel L.)
c. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan
setangkup ganda karena bisa dilakukan dua tangkupan, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan
lain yang se suku (Cruciferae).
d. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regulasi atau actinomorphus),
yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri, misalnya lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.)
Didepan
rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga, biasanya
hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu :
* untuk
bunga bersimetri banyak (actinomorphus),
misalnya
pada lilia gereja : * P6. A 6. G 3
↑ untuk bunga
yang bersimetri satu (zygomorphus),
misalnya pada bunga merak : ↑ K 5. A 5. A 10. G 1.
Selain lambang yang menunjukkan simetri, pada rumus
bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan kelamin bunga. Untuk bunga banci (hermaphroditus) dipakai lambang : ♀. Untuk bunga jantan dipakai
lambang : ♂. Dan untuk bunga betina dipakai lambang : ♀. Lambang jenis kelamin
ditempatkan didepan lambang simetri. Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam
lebih daripada satu lingkaran jika terjadi hal demikian maka digunakan lambang
+ dan diletakkan di dua angka yang menunjukkan bagian bunga yang tersusun dalam
dua lingkaran atau lebih tadi. Jika bagian-bagian bunga yang tersusun dalam
masing-masing lingkaran berlekatan satu sama lain, maka yang menunjukkan jumlah
bagian bersangkutan ditaruh dalam kurung ( ).
Jika ada dua bagian bunga yang berbeda (misalnya
benang sari dan mahkota) saling berlekatan satu sama lain, dalam keadaan yang
demikian maka kedua huruf beserta angka yang dmenunjukkan kedua bagian bunga
yang berlekatan tadi ditaruh didalam kurung kurawal [ ]. Jika bagian bunga
tidak dapat diketahui jumlahnya karena terlalu banyak maka di tulis dengan
lambang ∞.
Adapun lambang yang digunakan untuk menyatakan
duduknya bakal buah, jika bakal buahnya tenggelam maka pada angka yang
menunjukkan jumlah dari putik diberi garis bawah, contoh G1. Apabila bakal buahnya sejajar tidak ada tanda khusus,
dan jika bakal buahnya lebih tinggi maka pada angka yang menunjukkan jumlah
putik diberi garis di atas angka tersebut. Karena urutan bagian bunga yang
sifatnya tetap maka bisa saja beberapa lambang dalam rumus bunga dapat di
hilangkan misalnya lambang untuk menunjukkan jenis kelamin jantan, betina dan
banci, karena jenis kelamin dari bunga juga dapat dilihat pada ada atau
tidaknya benang sari dan putik dalam satu bunga, jika keduanya ada maka bunga
tersebut adalah bunga banci. Tetapi jika dibelakang A ditulis 0 berarti bunganya betina, sebaliknya jika dalam rumus
tertera G 0, berarti bunganya adalah
bunga jantan.
Berikut beberapa contoh dari diagram dan rumus
bunga dari beberapa spesies tanaman :
1. Suku Plamae (Araceae), misalnya pada kelapa.
♂ K 3. C 3. A (6). G 0
♀ K 3. C 3. A 0, G (3)
2. Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi.
♀ ↑ K 1. + (2). C 2 + 0, A 3, G 1
3. Suku Malvaceae, misalnya kapas.
♀ * K (5). [C 5. A (∞)]. G (5)
Dan masih banyak lagi rumus-rumus bunga lainnya, yang dapat menunjukkan
ciri khasnya masing-masing.
2. Diagram bunga
Gambar yang melukiskan keadaan bunga dan
bagian-bagiannya, dalam pengertian lain disebutkan sebagai suatu gambar
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang,
jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun kelopak, tajuk
bunga, benang sari dan putik serta bagian-bagian lainnya. Untuk membuat diagram
bunga, harus diperhatikan hal-hal berikut :
1. Letak bunga pada tumbuhan, kita hanya
membedakan dua macam letak bunga :
a. Bunga pada
ujung batang atau cabang (flos terminalis).
b. Bunga yang
terdapat dalam ketiak daun (flos
axillaris).
2. Bagian bunga yang akan dibuat diagram
tersusun dalam beberapa lingkaran.
Untuk bunga yang letaknya pada ketiak daun, garis
itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang
yang mendukung bunga, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, bidang ini disebut
dengan bidang median. Dalam
menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah :
a.
Berapa jumlah
masing-masing bagian bunga tadi.
b.
Bagaimana
susunanya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak satu dengan daun kelopak
lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan dll.
c.
Bagian susunannya
terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun
tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya), berhadapan
atau berseling, bebas atau berlekatan, dll.
d.
Bagaimana letak
bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri khas untuk
golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram
bunga :
a.
Kelopak tambahan (apicalyx), umumnya terdapat pada
tumbuhan suku Malvaceae, misalnya
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
b. Mahkota (tajuk) tambahan (corona), misalnya pada biduri (Calotropis gigantea Dryand).
Dalam penyusunan diagram bunga dapat berpenganggan pada pendirian berikut :
1.
Hanya
menggambarkan bagian bunga menurut apa adanya,
2.
Membuat diagram
bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-benar ada, tetapi juga
menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga :
a.
Diagram bunga empirik
Diagram
bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi
menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga
dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya).
b.
Diagram teoritik
Diagram
bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga
memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi meurut teori seharusnya
ada.
Gambar Diagram Bunga:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunga adalah batang dan daun yang
termodifikasi.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki
alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu
organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga
dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat
bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
- Kelopak bunga atau calyx;
- Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan
dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
- Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa
Yunani andros oikia: rumah
pria) berupa benang sari;
- Alat kelamin betina atau gynoecium (dari
bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Bunga Tidak Sempurna Bunga yang tidak
lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu
Diagram bunga adalah gambar yang
melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya, dalam pengertian lain disebutkan
sebagai suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang
dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun
kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik serta bagian-bagian lainnya.
Rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal
mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut :
1. Kelopak,
yang dinyatakan dengan huruf K singkatan
kata kalix (calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelpoak.
2. Tajuk
atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf
C, singkatan dari corolla (istillah ilmiah untuk mahkota
bunga).
3. Benang-benang
sari, yang dinyatakan dengan huruf A
singkatan kata androcium (istilah
ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).
4. Putik,
yang dinyatakan huruf G, singkatan
kata gynaecium (istilah ilmiah untuk
alat betina pada bunga).
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.
Yogyakarta : Gadjah Mada UNIVERSITY
Press
Ashari, S. 2002. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA
Ashari, S.
2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-buahan Komersial. Malang :
Bayumedia publishing
Karmana, Oman. 2007. Cerdas
Belajar Biologi untuk Kelas X. Bandung : GRAFINDO Media Pratama.